OPINI

Detail Opini Guru

UBAH SIKAP RAIH KESUKSESAN

Jumat, 25 April 2025 21:41 WIB
90 |   -

Penulis: Paskalis Sanan,S.Pd

Siapa sih yang tidak mengenal kata literasi? Setiap orang dengan mudah mengatakan “Buku adalah jendela dunia dan membaca adalah kuncinya” akan tetapi banyak juga yang hanya mengatakan tanpa pembuktian. Literasi merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Berdasarkan survei Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara, artinya Indonesia berada pada 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.

Ketimpangan ini menjadi sebuah ironi yang harus segera diatasi dari berbagai lini kehidupan.  Hari ini jauh lebih banyak  orang yang menghabiskan waktunya menatap layar gawai dengan beragam aplikasi media sosial dibandingkan mereka yang menghabiskan waktu membaca buku. Pemerintah telah mencanangkan Gerakan Literasi Sekolah untuk giatkan minat baca di sekolah-sekolah. Itu saja tentu belum cukup, dibutuhkan banyak strategi lain yang harus dijalankan dari berbagai lini. Hal ini bisa berhasil, jika metode yang digunakan sesuai dengan kondisi daerah masing-masing, serta kapasitas dan kemampuan secara personal maupun komunitas.

Dalam konteks pendidikan, menerapkan literasi dasar menjadi hal yang sangat penting. Bagaimana tidak, literasi dasar merupakan dasar yang harus dimiliki sebelum mempelajari materi yang lebih kompleks. Dengan menguasai literasi dasar, siswa akan mampu memahami materi yang diajarkan dengan lebih mudah dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Literasi pertama yang sangat penting dalam dunia pendidikan adalah literasi membaca dan menulis. Kemampuan membaca dan menulis adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu. Keterampilan ini membantu kita untuk memahami, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan tepat. Dalam dunia pendidikan, kemampuan membaca dan menulis menjadi hal yang penting dalam proses pembelajaran. Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan menulis yang baik akan mampu memahami materi yang diajarkan dengan lebih mudah dan mampu mengungkapkan pemikirannya secara efektif.

Literasi yang kedua yaitu literasi numerasi yang merupakan kemampuan untuk memahami dan menggunakan angka dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan berhitung diperlukan dalam menghitung, mengelola uang, memahami statistik data, dan dalam bidang teknologi. Siswa yang memiliki kemampuan berhitung yang baik akan mampu memahami konsep matematika dengan mudah dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya, literasi yang ketiga adalah literasi sains. Literasi sains adalah kemampuan untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip sains dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan ini mencakup pengertian tentang alam, lingkungan, dan teknologi. Di era digital seperti sekarang, kemampuan sains menjadi sangat penting, karena teknologi yang berkembang pesat membutuhkan sumber daya manusia yang mampu menerapkan prinsip-prinsip sains.

Literasi yang keempat, literasi finansial adalah kemampuan untuk memahami dan mengelola keuangan pribadi dengan baik. Kemampuan ini meliputi pengelolaan uang, investasi, dan perencanaan keuangan. Siswa yang memiliki literasi finansial yang baik akan mampu mengelola keuangan pribadinya dengan baik dan memahami pentingnya mengelola keuangan secara bijak.

Literasi digital yang merupakan literasi kelima tidak kalah pentingnya dari literasi sebelumnya yang merupakan kemampuan untuk memahami dan menggunakan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan ini meliputi penggunaan komputer, internet, dan aplikasi digital lainnya. Di era digital seperti sekarang, kemampuan literasi digital menjadi penting, karena hampir semua aspek kehidupan terkait dengan teknologi digital.

Terakhir, yang keenam adalah literasi budaya dan kewargaan. Pada literasi ini kemampuan untuk memahami dan menghargai keanekaragaman budaya dan nilai-nilai kewargaan dalam masyarakat. Kemampuan ini mencakup pengertian tentang perbedaan budaya, toleransi, kerja sama, dan partisipasi dalam kegiatan sosial. Di era global seperti sekarang, kemampuan literasi budaya dan kewargaan sangat diperlukan, karena masyarakat semakin terbuka dan membutuhkan sumber daya manusia yang mampu berinteraksi dengan berbagai macam budaya.

Pemerintah Indonesia tentunya mengambil peran dalam hal ini untuk meningkatkan literasi bangsa Indonesia, terutama pada pemuda penerus bangsa dengan diadakannya Gerakan Literasi Sekolah. SMA NEGERI OEKOLO pastinya ikut berpartisipasi dalam Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Dibuktikan dengan adanya kegiatan literasi 15 menit sebelum dimulainya jam pelajaran pertama. Literasi ini telah diterapkan sejak awal tahun Pembelajaran 2023/2024. Latar belakang diadakannya kegiatan literasi 15 menit sebelum jam pelajaran pertama untuk membentuk kebiasaan siswa dan siswi SMA NEGERI OEKOLO Sehinggah  dapat mengasah tingkat pemahaman dalam mengambil kesimpulan dari informasi yang diterima berdasarkan buku yang telah dibaca serta meningkatkan skill public speaking.

 


Komentar

×
Berhasil membuat Komentar
×
Komentar anda masih dalam tahap moderator
1000
Karakter tersisa
Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar di sini